Danpuspom Minta Warga Laporkan Kendaraan TNI Arogan Di Jalan

Danpuspom Minta Warga Laporkan Kendaraan TNI Arogan Di Jalan

Jakarta,mascipol.tv – Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen Yusri Nuryanto menyebut masih ada oknum pengendara menggunakan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) atau pelat nomor TNI yang bertindak arogan di jalanan. Karena itu, dia meminta masyarakat yang menemukan tindakan serupa langsung melaporkannya ke Pusat Polisi Militer (Puspom TNI).
Hal itu disampaikan Yusri dalam focus grup discussion yang digelar oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dengan tema ‘Penerapan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan’.

Mulanya Yusri menyebut TNI dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri tengah membuat suatu server untuk mendeteksi database pelat dinas TNI dan Polri. Hal itu, kata Yusri, menindaklanjuti maraknya tindakan pemalsuan pelat dinas oleh oknum.

“Jadi kami sedang membuat server supaya bisa terkoneksi dengan Korlantas. Sehingga kita pengin nanti pada saat kita track menggunakan handphone, itu sudah muncul kepemilikannya siapa,” kata Yusri di Hotel Bidakara, Selasa (23/7/2024).

“Karena memang selama ini kita mengeceknya manual, sehingga perlu waktu untuk mengetahui siapa pemilik kendaraan dinas,” tambah dia.

Kemudian, Yusri meminta masyarakat tak ragu melaporkan jika menemukan kendaraan dinas TNI yang bertingkah arogan di jalan. Termasuk, kata Yusri, yang menggunakan strobo tidak sesuai peruntukannya.

“Jadi kami mohon mungkin rekan-rekan yang melihat kendaraan-kendaraan itu kok ini agak arogan, silakan difoto, kirim ke kita (Puspom),” imbuhnya.

“Jadi kadang-kadang sudah pakai pelat dinas, strobonya kayak lampu diskotek gitu. Kita sendiri kadang-kadang membatasi diri untuk penggunaan lampu maupun sirene,” sambung Yusri mencontohkan.

Menurut Yusri, baik kendaraan dinas maupun sipil, sudah seyogianya mengikuti aturan lalu lintas yang ada. Dia bahkan menyebut pimpinan TNI pun tak akan berlaku berlebihan di jalan.

“Apalagi tadi disampaikan, sudah kondisinya macet, sirenenya masih meraung-raung gitu. Ya sudahlah, kalau kondisi macet, ya sudah, diam saja dulu gitu. Kan nggak bisa dipaksakan untuk minta prioritas. Kan jalannya sudah stuck, ini yang masih kita temukan,” jelas Yusri.

“Bapak Panglima, KSAD, itu sudah antipati betul, kecuali kalau tidak urgen sekali, beliau tidak akan minta prioritas. Walaupun ada pengawalan, (kalau) lampu merah, berhenti,” ucap dia.

Namun, kata Yusri, sering kali ada oknum yang malah berlaku arogan di jalanan. Karena itu, dia juga meminta anggotanya tak ragu menindak pengemudi kendaraan dinas yang terindikasi melakukan kesalahan

“Jadi kadang-kadang ‘di luar itu’ mereka yang lebih minta prioritas, ini yang aneh. Ini ke depan harapannya akan lebih baik, karena kita bersinggungan langsung dengan masyarakat. Kita harus berbagi kepentingan dengan masyarakat,” terang Yusri.

“Kalian nggak usah ragu-ragu, kalau itu terbukti salah, ada terjadi indikasi pelanggaran, udah, diamankan. Jadi nggak ada diplomasi di lapangan,” pungkasnya.